• Breaking News

    Artikel: Pengobatan Bekam (Hijamah) dalam Perspektif Medis dan Tradisional


    Galih Gumelar - Pengobatan bekam, atau dikenal sebagai hijamah dalam istilah Arab, adalah terapi alternatif yang telah digunakan selama ribuan tahun dalam berbagai budaya, termasuk tradisi Islam, Tiongkok, dan Mesir Kuno. Metode ini melibatkan penggunaan cangkir khusus yang ditempatkan pada kulit untuk menciptakan tekanan negatif (vakum), sehingga merangsang aliran darah, menghilangkan racun, dan meredakan berbagai keluhan kesehatan. Artikel ini membahas sejarah, mekanisme, manfaat, risiko, serta bukti ilmiah terkait pengobatan bekam.


    Sejarah Bekam

    Bekam telah tercatat dalam sejarah peradaban manusia sejak sekitar 3.000 SM. Beberapa catatan penting meliputi:

    1. Mesir Kuno: Papirus Ebers (1550 SM) menyebut bekam untuk mengobati demam, nyeri, dan gangguan pencernaan.

    2. Tiongkok Kuno: Buku The Yellow Emperor’s Classic of Internal Medicine (abad ke-2 SM) menjelaskan bekam sebagai metode untuk mengembalikan keseimbangan energi Qi.

    3. Islam: Nabi Muhammad SAW menganjurkan bekam dalam beberapa hadis. Sabda beliau, “Sebaik-baik pengobatan adalah bekam” (HR. Bukhari dan Muslim).

    Bekam juga digunakan oleh dokter Yunani Kuno seperti Hippocrates dan Galen untuk mengatasi gangguan muskuloskeletal.


    Mekanisme Kerja Bekam

    Bekam bekerja dengan prinsip:

    1. Suction (Vakum): Tekanan negatif dari cangkir meningkatkan sirkulasi darah di area tertentu.

    2. Ekskusi Toksin: Dalam bekam basah (wet cupping), kulit ditoreh tipis untuk mengeluarkan darah yang mengandung toksin.

    3. Stimulasi Saraf: Tekanan vakum merangsang ujung saraf dan jaringan ikat, memicu respons penyembuhan alami tubuh.


    Jenis-Jenis Bekam

    1. Bekam Kering (Dry Cupping): Cangkir ditempel tanpa melukai kulit, hanya menimbulkan efek relaksasi.

    2. Bekam Basah (Wet Cupping): Setelah vakum, kulit ditoreh kecil untuk mengeluarkan darah statis.

    3. Bekam Bergerak (Moving Cupping): Cangkir digeser di atas kulit yang telah diolesi minyak, umumnya untuk terapi pijat.


    Manfaat Bekam Menurut Penelitian

    Beberapa studi ilmiah dan pengalaman klinis melaporkan manfaat bekam, antara lain:

    1. Mengurangi Nyeri: Efektif untuk nyeri punggung, migrain, dan artritis. Studi dalam Journal of Pain Research (2018) menunjukkan bekam mengurangi intensitas nyeri kronis.

    2. Antiinflamasi: Tekanan vakum mengurangi peradangan dengan meningkatkan aliran darah (penelitian di PLOS ONE, 2012).

    3. Detoksifikasi: Membuang kelebihan zat besi dan limbah metabolisme (studi di Journal of Traditional and Complementary Medicine, 2015).

    4. Meningkatkan Imunitas: Merangsang produksi sel darah putih dan antibodi.

    Dalam perspektif Islam, bekam diyakini membersihkan tubuh dari "darah kotor" dan mencegah penyakit, sesuai anjuran Nabi Muhammad SAW.


    Risiko dan Efek Samping

    Meski dianggap aman, bekam berpotensi menimbulkan:

    1. Memar dan Luka Bakar: Jika cangkir ditempel terlalu lama atau suhu terlalu tinggi.

    2. Infeksi: Jika alat tidak steril atau kulit tidak dibersihkan dengan baik.

    3. Hipotensi: Pusing akibat kehilangan darah pada bekam basah.

    Pasien dengan kondisi tertentu (hamil, anemia, gangguan pembekuan darah) disarankan berkonsultasi ke dokter sebelum melakukan bekam.


    Pandangan Ilmiah Kontemporer

    Bekam diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai terapi komplementer yang aman jika dilakukan oleh praktisi bersertifikat. Namun, bukti ilmiah tentang efektivitasnya masih terbatas. Sebagian penelitian bersifat observasional dan memerlukan uji klinis lebih rigor. Misalnya, tinjauan sistematis di Cochrane Database (2020) menyatakan bahwa bekam mungkin bermanfaat untuk nyeri leher, tetapi buktinya belum konklusif.


    Kesimpulan

    Bekam adalah warisan pengobatan tradisional yang tetap relevan hingga kini. Meski memiliki dasar historis dan dukungan anekdotal, integrasinya dengan kedokteran modern memerlukan penelitian lebih mendalam. Bagi masyarakat, penting untuk memilih terapis profesional dan tetap mengutamakan pengobatan medis untuk kondisi serius.


    Referensi

    1. El Sayed, S. M., et al. (2013). Medical and Scientific Bases of Wet Cupping Therapy (Al-Hijamah): In Light of Modern Medicine and Prophetic Medicine. Journal of Integrative Medicine.

    2. Cao, H., et al. (2012). Cupping Therapy for Chronic Neck Pain: A Randomized Controlled Trial. PLOS ONE.

    3. Ahmed, M., et al. (2015). Hijama (Cupping Therapy): A Review of the Evidence. Journal of Traditional and Complementary Medicine.

    4. WHO. (2014). Traditional Medicine Strategy: 2014–2023. World Health Organization.

    5. Al-Bukhari, M. I. (abad ke-9). Sahih al-Bukhari (Kitab Pengobatan).

    6. Mehta, P., & Dhapte, V. (2015). Cupping Therapy: A Prudent Remedy for a Plethora of Medical Ailments. Journal of Traditional and Complementary Medicine.


    Artikel ini menggabungkan perspektif tradisional, agama, dan sains untuk memberikan tinjauan komprehensif tentang bekam. Selalu konsultasikan dengan tenaga medis sebelum memutuskan terapi alternatif.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo