Galih Gumelar - Kemegahan Masjid Agung Al-Ittihad telah masyhur seantero Tangerang Raya. Berdiri pada 1961 silam, masjid yang terletak di Jalan Kisamaun, No. 1, Sukarasa, Kecamatan Tangerang ini menjadi salah satu ikon multikulturalisme di Kota Tangerang.
Masjid Agung Al-Ittihad menjadi salah satu pusat keagamaan yang merepresentasikan akulturasi budaya di Kota Tangerang. Terlihat, aktulturasi kebudayaan tersebut dapat dilacak dari bentuk kubah yang tidak bulat seperti masjid-masjid pada umumnya. Melainkan berbentuk kerucut seperti atap pagoda khas kebudayaan Tionghoa (Cina Benteng) di Kota Tangerang.
“Masjid Agung Al-Ittihad ini mempunyai keunikan tersendiri dibanding masjid lainnya. Salah satu yang paling menonjol yakni gaya arsitektur masjid ini sendiri yang mengandung beberapa sentuhan akulturasi budaya, mulai dari Islam, Tionghoa, sampai modern,” ujar
Ketua Harian Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Ittihad Kota Tangerang, Ujat Sujadi Jalal
Tidak hanya itu, Masjid Agung Al-Ittihad juga mempunyai kisah kejayaan tersendiri pada masa integrasi daerah Tangerang Raya dulu. Letaknya yang berada di pusat kota (di samping bekas Pendopo Bupati Tangerang), masjid ini menjadi titik temu (meeting point) seluruh mobilitas aktivitas masyarakat di Tangerang Raya.
“Masjid ini juga dikenal sebagai titik nol kilometer dari kawasan Tangerang Raya. Terlebih, terletak di dekat Kawasan Pasar Lama, masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah semata melainkan ikon wisata sejarah, budaya dan religi di Kota Tangerang,” jelasnya.
Setelah kepengurusan pengelolaan Masjid Agung Al-Ittihad bertransformasi dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang ke Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang pada tahun 2023 kemarin, Masjid Agung Al-Ittihad kini berkembang menjadi pusat pendidikan agama Islam yang populer di Kota Tangerang.
Berbagai kegiatan rutin di Masjid Agung Al-Ittihad dapat diikuti oleh masyarakat umum, mulai dari pondok pesantren, kajian-kajian beberapa kitab salafi kanon (klasik), sampai parade kebudayaan pada saat Perayaan Hari Besar Islam (PHBI).
Tidak hanya sebagai tempat ibadah, Masjid Agung Al-Ittihad juga berperan penting dalam sejarah dan kehidupan sosial masyarakat Tangerang. Sebagai titik temu seluruh mobilitas aktivitas masyarakat di Tangerang Raya, masjid ini juga dikenal sebagai titik nol kilometer kawasan tersebut.
Sejak kepengurusan pengelolaannya berpindah dari Pemerintah Kabupaten Tangerang ke Pemerintah Kota Tangerang pada tahun 2023, Masjid Agung Al-Ittihad telah berkembang menjadi pusat pendidikan agama Islam yang terkenal di Kota Tangerang. Kegiatan rutin yang diadakan di masjid ini melibatkan partisipasi masyarakat umum, termasuk pondok pesantren, kajian kitab salafi, dan parade kebudayaan pada Perayaan Hari Besar Islam.
Di Kota Tangerang Banten terdapat masjid unik dan menjadi saksi sejarah masa penjajahan Jepang yaitu Masjid Agung Al Ittihad. Berdirinya Masjid Agung Al Ittihad merupakan juga bukti adanya kerukunan dan toleransi umat beragama di Kota Tangerang Banten. Tertarik untuk mengetahui sejarah Masjid Al Ittihad tersebut, yuk simak artikel ini sampai selesai.
Sejarah Masjid Al Ittihad di Kota Tangerang Banten: Letak Masjid Agung Al Ittihad Masjid Agung Al Ittihad, kata 'Ittihad' merupakan istilah dalam ilmu tasawuf yang artinya persatuan. Masjd Agung Al Ittihad berada di Jalan Ki Samaun No. 1 Kelurahan Sukarasa Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang Banten. Masjid Al Ittihad di Kota Tangerang Banten
Letaknya persis di jantung kota dan tidak jauh dari Kawasan Wisata Kuliner Pasar Lama Kota Tangerang. Dekat pula dengan Masjid Jami Kali Pasir dan Stasiun Kereta Api Tangerang. Selain itu lokasi masjid ini berdekatan dengan tempat ibadah umat agama lain seperti Klenteng Boen Tek Bio dan Gereja Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda.
Sejarah Masjid Agung Al Ittihad Masjid Al Ittihad dahulu merupakan bangunan penjara tahanan politik (tapol) pada masa penjajah Jepang. Jepang saat itu menguasai Tangerang sekitar tahun 1942 hingga 1945. Setelah Jepang hengkang dari Tangerang, bangunan penjara ini tidak terurus dan terbengkalai. Saat itu wilayah ini masih Tangerang Raya yang hanya memiliki satu pemerintahan yaitu Kabupaten Tangerang, sebelum terbagi 3 wilayah menjadi Kabupaten Tangerang, Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan. Bangunan bekas penjara tersebut bersebelahan dengan Pendopo Kabupaten Tangerang kala itu.
Berdasarkan Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Kabupaten Tangerang, bangunan bekas penjara tahanan politik ini diambil alih. Tahun 1956 - 1957 bangunan bekas penjara tersebut diruntuhkan dan direnovasi menjadi Masjid Agung Al Ittihad. Sesuai namanya Al Ittihad yang berarti persatuan, kata persatuan tersebut merujuk pada sejarah berdirinya masjid. Konon pembangunan Masjid Al Ittihad bukan saja didanai oleh Pemerintah Kabupaten Tangerang dan umat Islam saja tapi juga disokong oleh umat agama lain. Umat Tionghoa dan umat Kristiani ikut pula aktif mendanai pembangunan masjid agung ini. Masjid agung yang letaknya tidak jauh dari stasiun kereta api menjadikan tempat ibadah ini selalu ramai dikunjungi orang dari berbagai daerah. Ada yang memang datang ke masjid untuk beribadah dan ada juga yang sekedar singgah sesaat sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta atau ke daerah lain. Masjid Al Ittihad dikenal juga sebagai titik nol kilometer di kawasan Tangerang Raya. Baca Juga: Tetap Berdiri Kokoh di Tengah Kawasan Kota Baja! Menguak
Ikon Multikulturalisme di Kota Tangerang Masjid Agung Al Ittihad menjadi salah satu ikon multikulturalisme di Kota Tangerang. Dan masjid agung ini menjadi pusat keagamaan yang mempresentasikan akulturasi budaya di Kota Tangerang. Akulturasi ini bisa terlihat dari bentuk kubah yang tidak bulat melainkan berbentuk kerucut seperti atap pagoda khas kebudayaan Tionghoa (Cina Benteng) di Kota Tangerang. Masjid ini tidak saja berfungsi sebagai tempat ibadah tapi juga ikon wisata sejarah, budaya dan wisata religi di Kota Tangerang. Masjid Al Ittihad berlantai 3, lantai satu digunakan untuk jamaah perempuan, lantai dua untuk jamaah laki-laki dan lantai tiga untuk menyimpan barang-barang masjid. Bangunan masjid dominan warna putih dan hijau. Dari tahun ke tahun Masjid Al Ittihad terus berkembang dan selalu aktif mengisi kegiatan terutama saat moment Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) seperti Maulid Nabi Muhamad SAW dan lain-lain. Saat ini di sekitar masjid terdapat Pondok Pesantren khusus laki-laki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar