• Breaking News

    Amankah Suntik Vitamin C?

    Amankah Suntik Vitamin C?

    CERMAT: Untuk memperoleh manfaat optimal dari suntik vitamin C, perhatikan dosis serta kandungan tambahannya dengan cermat. Pastikan juga Anda tidak menderita penyakit berat agar tak terjadi komplikasi.

    JAKARTA-- Disuntik memang bukan pengalaman menyenangkan. Tetapi, Yasmin Rianti rela kulit lengannya ditembus jarum suntik, bahkan secara rutin selama berbulan-bulan. Lajang berusia 30 tahun ini melakukannya demi kebugaran dan kecantikan kulit

    Setelah disuntik vitamin C, Yasmin merasa tubuhnya lebih bugar. Padahal, pekerjaan rumah tangga plus kerja kantor yang dilakoninya biasanya mudah membuat staminanya rontok.

    Namun, setelah enam bulan pemakaian, Yasmin memilih menghentikan asupan vitamin C lewat intravena. Dia khawatir terkena efek buruk dari penggunaan vitamin C suntik. ''Padahal sejujurnya, saya tak merasakan gangguan apapun dari suntik vitamin C. Khawatir saja,'' cetus Yasmin yang membeli satu ampul vitamin C seharga Rp 25 ribu.

    Sejak itu, Yasmin tak lagi memanfaatkan jasa paramedis yang biasanya datang ke rumah untuk membantu menyuntikan vitamin C. Dia memilih cara konvensional untuk mendapat kebugaran tubuh dan kecantikan kulit.

    Meski suntik vitamin C sebetulnya sudah puluhan tahun dikenal dan pernah menjadi tren pada tahun 1998-an, praktik semacam itu masih saja populer di kalangan perempuan. Kini, malah banyak klinik, salon, dan paramedis yang menawarkan jasa suntik vitamin C plus.

    Seperti yang disediakan di salah satu klinik kecantikan di bilangan Menteng, Jakarta Pusat yang menyediakan ampul vitamin C plus glutation, vitamin C plus kolagen dosis kecil, dan vitamin C plus selenium.

    Niken, sebut saja begitu, sudah tiga tahun melayani permintaan suntik vitamin C di klinik kecantikan di kawasan Menteng tersebut. Kliennya menginginkan suntikan tersebut untuk kecantikan dan kesehatan. ''Harga per ampulnya bervariasi mulai dari Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. Sayangnya, banyak ampul vitamin C yang masuk ke Indonesia namun belum mendapatkan sertifikasi dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM),'' tutur Niken.

    Suntik vitamin C memungkinkan asupan vitamin C dosis tinggi langsung ke dalam pembuluh darah. Cara oral tak memungkinkan lantaran adanya kemungkinan gangguan lambung akibat konsumsi vitamin C dengan dosis lebih dari 1.000 mg. Padahal, asam askorbat yang terkandung dalam vitamin C besar manfaatnya bagi tubuh dan kulit.

    Vitamin C bisa membantu mencerahkan kembali kulit yang menghitam akibat sengatan matahari, bukan mengubah warna kulit. Di dalam tubuh, vitamin C beraksi sebagai antioksidan yang dapat memulihkan kerusakan kulit akibat radikal bebas.

    ''Vitamin C juga bermanfaat untuk membantu pembentukan kolagen,'' ujar Spesialis Kulit dan Kelamin, dr Dewi Inong SpKK.

    Terlepas dari tujuan penggunaannya, suntik vitamin C dosis tinggi hanya cocok bagi mereka yang tak memiliki penyakit berat. ''Orang yang memiliki penyakit ginjal dan hiperglikemi (kadar gula darah yang tinggi) tak semestinya mendapatkan suntikan vitamin C ini,'' jelas Dewi.

    Sebelum disuntik, klien terlebih dulu harus menjalani pemeriksaan kesehatan. Ada atau tidaknya penyakit berat bisa dilihat dari pemeriksaan urine dan darah. ''Pastikan pula jasa suntik vitamin C Anda dapatkan dari dokter spesialis kulit dan kelamin,'' saran dokter berjilbab itu.

    Lantaran ditujukan untuk mencerahkan kulit seluruh badan, lanjut Dewi, dosisnya tergantung pada berat badan pasien. Biasanya, dosis bervariasi antara 2.000 sampai 4.000 mg. Anda akan merasakan perubahan tingkat kecerahan kulit setelah enam hingga delapan kali suntik.

    Di toko-toko kosmetik di Jakarta, Dewi menjumpai banyak ampul vitamin C dosis rendah yang marak dijual. Dosisnya hanya 100 mg. ''Yang macam ini tidak ada gunanya untuk dipakai. Sebab, dibutuhkan vitamin C dosis tinggi untuk bisa mencerahkan tubuh.''

    Akibat ketidaktahuan, pelanggan salon yang meminta jasa suntik vitamin C kerap merugi dua kali. Keliru dosis adalah kerugian pertamanya. Sebab, dosis 100 mg vitamin C setara dengan kandungan vitamin C di satu buah jeruk. ''Sudah dosisnya tidak tepat, uang ratusan ribu bisa melayang untuk membayarnya,'' ungkap Dewi seraya mengingatkan pentingnya penggunaan jarum suntik yang steril.

    Setelah delapan kali suntik, dokter akan menghentikan sementara proses pencerahan kulit lewat suntikan vitamin C. Tujuannya agar tidak memperberat kerja ginjal. ''Jika diteruskan, ginjal akan terbebani,'' urai dokter yang kerap melakukan penelitian terkait profesinya ini.

    Selama mendapatkan suntikan vitamin C dosis tinggi, pasien disarankan untuk mengonsumsi tiga liter air dalam 24 jam. Kurang dari jumlah itu, vitamin C bisa mengendap. ''Orang yang sehat pun nantinya bisa terkena batu ginjal, vitamin C-nya mengkristal,'' cetus anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoski) ini.

    Dari sejumlah alternatif ampul vitamin C plus, mana yang terbaik? Menurut Dewi, bahan ekstra sejatinya ditujukan untuk mengurangi dosis vitamin C di tiap ampulnya. Namun, masing-masing bahan memiliki plus-minusnya. ''Glutation yang merupakan antioksidan dari bahan tumbuhan aman untuk digunakan,'' tutur Dewi.

    Lantas, selenium juga boleh dipertimbangkan. Selenium adalah mineral yang dibutuhkan tubuh meski dalam jumlah yang kecil saja. ''Karenanya, vitamin C plus selenium termasuk aman,'' kata dokter yang praktik di RS Restu, Cililitan, Jakarta Timur ini.

    Sementara itu, calon pengguna suntikan vitamin C plus harus mewaspadai penambahan kolagen. Pastikan Anda tahu betul asal kolagen pada produk tersebut. Soalnya, kolagen terbuat dari tulang rawan. ''Haram jika yang dipakai adalah tulang rawan babi dan berbahaya jika yang dipergunakan adalah tulang rawan dari sapi yang berpenyakit sapi gila (mad cow disease),'' tutur Dewi.

    Begitu pula dengan penambahan plasenta pada ampul vitamin C. Plasenta merupakan ari-ari yang kategorinya najis dalam Islam. ''Haram untuk digunakan,'' tegas dokter yang juga praktik di RSIA Permata Cibubur ini.

    Terkait kehalalan produk, Dewi menyerukan agar konsumen cermat sebelum membeli ampul vitamin C plus tadi. Berlaku telitilah meski Anda tengah berhadapan dengan dokter spesialis kulit dan kelamin sekali pun. ''Semestinya, dokter juga menanyakan agama pasiennya agar bisa mendiskusikan produk mana yang paling sesuai dengan kebutuhan dan agamanya,'' cetus Dewi.

    Kendati sudah menjalani suntik vitamin C secara terprogram, Dewi menegaskan, kecerahan kulit tidak bertahan selamanya. Itu terjadi karena aktivitas pasien sepanjang hari tak mungkin lepas dari paparan sinar ultraviolet.

    Bagaimana dengan produk pelembab yang mengandung vitamin C? Dewi menjelaskan, jika berasal dari golongan L-ascorbic acid, pelembab bervitamin C itu bisa dimanfaatkan. ''Hanya jenis ini yang stabil. Kadang ada juga yang ditambahkan vitamin E sebagai penstabil vitamin C.'' (rei/ri)

    3 komentar:

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo