• Breaking News

    Sejarah Kabupaten Tangerang

    www.galihgumelar.org - Kabupaten Tangerang lahir pada saat Kesultanan Banten yang terus terdesak oleh agresi penjajah Belanda sehingga mengutus tiga Maulana yang berpangkat aria untuk membuat perkampungan pertahanan di Tangerang.

    Ketiga Maulana itu adalah Maulana Yudanegara, Wangsakerta dan Santika. Konon basis pertahanan mereka berada di garis pertahanan ideal yang kini disebut Kawasan Tigaraksa dan membentuk suatu pemerintahan. Sebab itu, dalam cerita legenda rakyat cikal bakal Kabupaten Tangerang adalah Tigaraksa (sebutan Tiga Raksa diambil dari sebutan kehormatan kepada tiga pimpinan sehingga lahirlah nama Tigaraksa).



    Berdasarkan catatan sejarah, pemerintahan ketiga Maulana ini pada akhirnya dapat ditumbangkan dan seluruh wilayah pemerintahan Kesultanan Banten di wilayah ini dikuasai oleh Belanda pada tahun 1684. Diperkirakan pada tahun tersebut lahir sebutan Tangerang. Sebutan Tangerang lahir ketika Pangeran Soegri salah seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa dari Kesultanan Banten membangun tugu prasasti di bagian Barat Sungai Cisadane (diyakini dikampung grendeng kini), Waktu itu masyarakat sekitar menyebut tugu tersebut dengan Tengeran atau dalam bahasa Sunda artinya tanda. Lalu lama kelamaan berubah menjadi Tangerang.






    Lambang daerah kabupaten Tangerang ditetapkan dengan peraturan daerah No. 19 tahun 1984 tanggal 25 oktober 1984, yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Daerah No. 10 tahun 1987 tanggal 21 Mei 1987.



    Motto daerah yang terkandung dalam lambang daerah adalah \"SATYA KARYA KERTA RAHARJA\", artinya \"Dengan dasar kesetiaan dan ketaatan kepada pemerintah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disertai doa dan kerja keras, kita wujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dari segi fisik material dan mental spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Uundang Dasar 1945.
    Arti Gambar Lambang Daerah adalah :
    a. Bagian atas
    - Pucuk perisai lima buah melambangkan pancasila yang menjadi dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

    Susunan batu merupakan lambang benteng pertahanan yang mengingatkan kita kepada pahlawan rakyat Kabupaten Tangerang.
    - Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan, dan tahun proklamasi kemerdekaan Negara Republik Indonesia, tanggal 17 bulan 8 tahun 1945.
    b. Bagian Tengah
    - Jumlah butir padi, bunga kapas dan ruas bambu melambangkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Tangerang.
    - Dua puluh tujuh butir padi melambangkan tanggal dua puluh tujuh.
    - Dua belas bunga kapas melambangkan bulan dua belas.
    - Empat puluh tiga ruas bambu me lammbangkan tahun empat puluh tiga.
    - Topi bambu melambangkan hasil kerajinan dan industri dari Kabupaten Tangerang.
    c. Bagian bawah
    - Garis putih berombak melambangkan bahwa Kabupaten Tangerang dilintasi oleh sungai-sungai besar.
    - Garis putih biru berombak melambangkan laut yang bermakna bahwa Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai.



    Para bupati yang sempat memimpin Kabupaten Tangerang periode tahun 1682 - 1809 adalah Kyai Aria Soetadilaga I-VII. Setelah keturunan Aria Soetadilaga dinilai tak mampu lagi memerintah kabupaten Tangerang dengan baik, akhirnya penjajah Belanda menghapus pemerintahan di daerah ini dan memindahkan pusat pemerintahan ke Jakarta.

    Berdasarkan Po No. 34/2604 yang menyangkut pemindahan Jakarta Ken Yaskusyo ke Tangerang, maka Panitia Hari Jadi Kabupaten Tangerang menetapkan terbentuknya pemerintahan di Kabupaten Tangerang. Sebab itu , kelahiran pemerintahan daerah ini adalah pada tanggal 27 Desember 1943.

    Selanjutnya penetapan ini dikukuhkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II Kabupaten Tangerang Nomor 18 Tahun 1984 tertanggal 25 Oktober 1984.

    Tanggal 28 Pebruari 1993 terbit UU No. 2 Tahun 1993 tentang Pembentukan Kota Tangerang. Berdasarkan UU ini wilayah Kota Administratif Tangerang dibentuk menjadi daerah otonomi Kota Tangerang, yang lepas dari Kabupaten Tangerang. Berkaitan itu terbit pula Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 1995 tentang pemindahan Ibukota Kabupaten Dati II Tangerang dari Wilayah Kotamadya Dati II Tangerang ke Kecamatan Tigaraksa.

    Akhirnya, pada awal tahun 2000, pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang pun di pindahkan Bupati H. Agus Djunara ke Ibukota Tigaraksa. Pemindahan ini dinilai strategis dalam upaya memajukan daerah karena bertepatan dengan penerapan otonomi daerah, diberlakukannya perimbangan keuangan pusat dan daerah, adanya revisi pajak dan retribusi daerah, serta terbentuknya Propinsi Banten.

    Pada 27 Desember 2006, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Tangerang menyetujui terbentuknya Kota Tangerang Selatan. Calon kota otonom ini terdiri atas tujuh kecamatan, yakni, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara dan Setu.

    Pada 22 Januari 2007, Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Tangerang yang dipimpin oleh Ketua DPRD, Endang Sujana, menetapkan Kecamatan Ciputat sebagai pusat pemerintahan Kota Tangerang Selatan secara aklamasi.

    Komisi I DPRD Provinsi Banten membahas berkas usulan pembentukan Kota Tangerang mulai 23 Maret 2007. Pembahasan dilakukan setelah berkas usulan dan persyaratan pembentukan kota diserahkan Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah ke Dewan pada 22 Maret 2007.

    Pada 2007, Pemerintah Kabupaten Tangerang menyiapkan dana Rp 20 miliar untuk proses awal berdirinya Kota Tangerang Selatan. Dana itu dianggarkan untuk biaya operasional kota baru selama satu tahun pertama dan merupakan modal awal dari daerah induk untuk wilayah hasil pemekaran.

    Selanjutnya, Pemerintah Kabupetan Tangerang akan menyediakan dana bergulir sampai kota hasil pemekaran mandiri.

    Akhirnya tanggal 29 Septemper 2008 keluar Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Tangerang Selatan melalui Sidang Paripurna DPR-RI, dengan cakupan wilayah Kec. Setu, Serpong, Serpong Utara, Pondok Aren, Pamulang, Ciputat, dan Ciputat Timur bergabung dalam sebuah kota yang otonom bernama Kota Tangerang Selatan.

    Menteri Dalam Negeri Mardiyanto akhirnya meresmikan Kota Tangerang Selatan sekaligus melantik Penjabat Walikota Tangsel Ir.H.M. Shaleh, MT sebagai Walikota Tangerang Selatan.

    Saat ini Kabupaten Tangerang terdiri atas 29 kecamatan, yang dibagi menjadi 251 desa dan 28 kelurahan. Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Tigaraksa.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo