• Breaking News

    Waspada Keunikan dan Misteri Saat Usia 40 Tahun

    Galih Gumelar - Jika kita masih muda maka berbahagialah, pasalnya tidak semua apa yang dipikirkan menjadi orang dewasa menyenangkan. Apalagi ketika menginjak usia 40 tahun akan banyak fase yang kita alami dan mungkin saja sedikit membuat terkejut.

    Menjadi dewasa pada nyatanya tidak semudah jadi seorang anak-anak yang tidak terlalu memikirkan banyak hal dalam mengambil keputusan. Hal tersebut secara langsung berdampak pada perubahan karakter dan kondisi fisik kita

    Berikut adalah beberapa hal yang terjadi dan perubahan pada diri Anda ketika memasuki usia 40 tahun mulai dari fisik sampai pola pikir.

    1. Rambut rontok
    Seiring bertambahnya usia, khususnya ketika menginjak 40 tahun, stres dan pikiran yang meningkat bisa membuat seseorang mengalami penipisan pada rambut dan berakhir rontok.

    2. Anda membeli balsem dengan rasa malu
    Ketika masih muda, Anda mungkin menganggap balsem hanya ditujukan untuk orang tua. Namun pada akhirnya, hal tersebut tak bisa Anda hindari ketika mulai memasuki usia 40 tahun

    3. Perubahan pola penggunaan media sosial seperti Facebook
    Anda akan jauh lebih sering berbagi foto pada teman-teman di media sosial, seperti Facebook. Selain itu, akan mulai menghindari jika ada permintaan teman di akun Facebook pribadi Anda.

    4. Ketika bangun, Anda mulai berisik
    Ketika memasuki usia 40 tahun, kemungkinan besar Anda akan cenderung untuk mulai mengeluarkan suara-suara berisik saat bangun.

    5. Radiator jadi benda yang penting
    Hal ini mungkin tak terjadi pada semua orang di usia 40 tahun. Namun, Anda akan mengalami fase menjadi mekanik mendadak untuk memperbaiki kerusakan yang ada di rumah.

    6. Bagi perempuan, Anda sudah tidak lagi dipanggil "nona"
    Walau masih lajang, saat datang ke restoran, panggilan "ibu" atau "madam" mungkin akan jadi suatu hal yang populer di telinga Anda. Hal tersebut sudah pasti menjadi pengingat Anda bahwa di usia tersebut bukan lagi menjadi seorang nona.

    7. Mematikan lampu jadi sebuah obsesi
    Ketika memasuki usia 40 tahun, tak bisa dipungkiri jika Anda memiliki kecenderungan menjadi seorang duta hemat energi. Hal tersebut terlihat, ketika Anda melihat ada ruangan tak terpakai, tetapi lampu menyala akan segera dimatikan.

    8. Anda berdebat dengan anak muda perihal mantel
    Mungkin ketika masih muda, udara dingin bukanlah sebuah masalah yang besar untuk Anda. Namun, ketika memasuki usia 40 tahun, udara tersebut bisa jadi masalah serius untuk tubuh Anda.

    9. Kekhawatiran Anda semakin menjadi
    Memasuki usia 40 tahun, Anda akan mengalami fase di mana kekhawatiran semakin meningkat. Salah satu contohnya ketika, Anda berangkat ke luar negeri dengan pesawat, kekhawatiran akan keberadaan paspor dan tiket di saku akan mulai muncul tanpa sadar.

    10. Tidak suka buang-buang waktu
    Mungkin ketika masih muda, Anda masuk dalam kategori orang-orang yang tidak pilih teman. Namun, ketika mulai memasuki usia 40 tahun, Anda cenderung tidak mau membuang waktu luang untuk orang yang tidak disukai.

    11. Standar kebersihan Anda semakin meningkat
    Pada usia ini, Anda akan mulai merasa jijik ketika melihat seseorang minum jus jeruk langsung dari kulkas dan kotak kemasannya. Bahkan Anda akan khawatir saat mengetahui anak Anda membiarkan anjing peliharaannya tidur di tempat tidur.

    12. Brand Topshop bukan lagi untuk Anda
    Semakin dewasa, harus makin bijak dalam memilih pakaian apa yang cocok untuk Anda. Mungkin saat masih muda pakaian dengan motif macan tutul merupakan sesuatu yang menarik tetapi tidak untuk usia 40 tahun.

    13. Bukan lagi gaya, tetapi kenyamanan yang jadi faktor utama memilih alas kak
    Ketika masih berusia 20 tahun, segala jenis motif dan model sepatu sepertinya cocok untuk Anda gunakan walaupun harus mengorbankan kenyamanan. Namun ketika memasuki usia 40 tahun, hal tersebut mustahil untuk dilakukan lagi.

    14. Anda mulai berkomitmen menjaga kesehatan
    Oleh karena kekhawatiran yang semakin meningkat di usia 40 tahun, ternyata hal tersebut berbanding lurus dengan komitmen Anda untuk menjaga kesehatan.

    15. Tidak lagi suka berdiri saat datang ke pub atau bar
    Masih muda dan bugar, tak jadi masalah jika datang ke pub dan memilih berdiri ketimbang duduk. Namun, ketika memasuki usia 40 tahun, tempat duduk menjadi tawaran yang bagus untuk Anda pilih.

    16. Hangovers
    Bahkan hanya dengan makanan berlemak dan sekaleng minuman soda saja, Anda bisa langsung seperti orang mabuk atau hangovers.

    17. Anda memilih untuk memesan ketimbang datang sendiri

    Salah satu contoh kasusnya adalah ketika teman-teman berbondong-bondong malam minggu datang ke konser musik untuk melihat penampilan artis secara langsung, Anda lebih baik duduk santai sambil menonton penampilan artis tersebut lewat televisi di rumah.

    18. Anda mengambinghitamkan makanan
    Menginjak usia 40 tahun, Anda cenderung akan menganggap kerusakan atau gangguan kesehatan yang dialami saat ini adalah salah dari makanan.

    19. Anda semakin terobsesi dengan toilet
    Ketika sedang berada di luar rumah dan tiba-tiba ingin buang air kecil, Anda cenderung khawatir dengan kondisi toilet tersebut sehingga akan lebih pilih-pilih.

    20. Rambut merumbai jadi teman wajah kendur Anda
    Memasuki usia 40 tahun, beberapa orang, khususnya para wanita mulai mengalami fase pada wajah mereka di mana semakin kendur dan poni rambut menjadi berumbai.

    21. Anda lebih memerhatikan tangga lagu
    Walau perkembangan musik di zaman sekarang sudah tidak terpengaruh akan keberadaan tangga lagu, Anda tetap lebih memilih untuk memperhatikan hal tersebut.

    22. Setiap berkata-kata, Anda mengakhiri kalimat dengan 'hari ini'
    Anda lebih cenderung untuk suka dengan lagu sama dengan hari sebelumnya dan sudah pasti sesuai tangga lagu.

    23. Anda mulai memiliki lemak di bawah dagu
    Mungkin Anda harus mulai melakukan senam wajah dengan pola menariknya sehingga kembali kencang. Pasalnya di usia 40 tahun, mulai timbul lemak di bawah dagu Anda.

    24. Tata bahasa menjadi hal yang sensitif dan dapat buat Anda marah
    Ketika berusia 40 tahun tanpa disadari saat mendengarkan orang lain berbicara, Anda akan mulai memerhatikan tata bahasanya. Jika salah, Anda juga cenderung langsung ingin mengoreksinya.


    25. Berkemah merupakan mimpi buruk Anda
    Saat masih muda mungkin tak akan jadi masalah jika Anda diajak berkemah di alam bebas. Namun, akan sangat sulit bagi Anda untuk menerima tawaran untuk berkemah. ketika memasuki usia 40 tahun.

    26. Mabuk bukanlah ide yang baik
    Semakin berumur, tubuh Anda pun akan semakin sensitif dan rentan mengalami gangguan, salah satunya dari alkohol. Jadi cobalah untuk menghindari hal tersebut atau bahkan berhenti melakukannya.

    27. Namun tidak ada salahnya untuk menyimpan minuman beralkohol
    Walaupun berhenti minum dan mabuk, Anda mungkin salah satu orang yang suka akan bentuk botol minuman alkohol dan mengoleksinya di lemari.

    28. Anda sangat peduli dengan sampah
    Di usia Anda yang menginjak angka 40 tahun, tanpa disadari akan meningkatkan rasa kepedulian pada lingkungan. Hal tersebut di mulai dari munculnya keresahan ketika Anda melihat ada sampah.

    29. Barang berbahan kulit sudah tidak jadi incaran Anda
    Tren barang berbahan kulit mungkin sudah lama jadi koleksi Anda. Namun karena perawatannya yang rumit, Anda sudah tak lagi untuk memilih bahan kulit masuk dalam keranjang belanja.

    30. Mulai ada perhatian khusus pada kaki Anda
    Salah satu indikator Anda semakin berumur adalah pada kaki Anda, seperti pegal-pegal, ruam, dan kapalan. Pada usia 40 tahun, Anda akan mulai memberikan perhatian lebih pada hal tersebut.


    31. Anda lebih sensitif dan mudah menangis untuk berbagai alasan
    Semakin dewasa bukanlah jaminan seseorang tidak lebih emosional dalam menanggapi sesuatu. Bahkan, Anda akan lebih mudah menangis untuk berbagai alasan ketika menginjak usia 40 tahun.

    32. Anda memiliki cara untuk memeriahkan pesta
    Walau sudah mulai memasuki usia paruh baya, Anda tetap berusaha untuk bisa jadi bagian dari kemeriahan sebuah pesta.

    33. Spontanitas yang Anda miliki mulai mati
    Ketika masih muda, Anda cenderung untuk spontan dalam menanggapi sesuatu, seperti baru sampai suatu tempat langsung bergerak cepat. Namun, ketika mulai berusia 40 tahun, Anda jauh lebih santai dalam menanggapi hal tersebut.

    34. Anda harus menjaga makanan dan latihan lebih baik
    Semakin berumur, pola makan dan kondisi tubuh Anda rentan akan penyakit sehingga harus coba dijaga dengan lebih baik.

    35. Anda akan menemukan pasangan pakaian dalam yang nyaman
    Mungkin ketika masih muda sampai sebelum usia 40 tahun, Anda masih mencari formula yang tepat untuk pakaian dalam sehingga semua brand dicoba. Namun, Anda akan mulai menemukan kenyamanan tersebut pada usia 40 tahun.

    36. Kehidupan anak-anak Anda akan lebih "hidup" dan berwarna ketimbang diri sendiri
    Jangan kaget dan cemas dengan masalah yang akan dihadapi anak-anak. Anda harus mulai menyadari bahwa kehidupan anak-anak saat ini jauh lebih memiliki warna dan tantangan ketimbang punya sendiri.

    37. Mata Anda akan terasa aneh
    Memasuki usia 40 tahun, sebagian orang ada yang merasa bahwa bentuk dan ukuran mata mereka mulai aneh, seperti besar sebelah.

    38. Anda akan membeli dengan banyak pilihan
    Memasuki usia 40 tahun, kekhawatiran Anda akan kebutuhan yang dibelanjakan semakin meningkat. Hal tersebut mengakibatkan barang belanjaan jauh lebih banyak ketimbang daftar belanja.

    39. Anda tidak akan pernah belajar bahasa asing, seperti Spanyol
    Di usia 40 tahun, sebagian besar orang akan semakin susah jika diminta untuk belajar bahasa asing.

    40. Penerimaan merupakan sesuatu yang indah
    Mungkin pada usia 40 tahun, orang tua dan mertua Anda ingin mencoba membantu kehidupan rumah tangga. Hal tersebut bukan sebagai bentuk kekejian, tetapi cobalah untuk memandangnya sebagai kebaikan.

    Rahasia Usia 40 Tahun dalam Pandangan Islam

    Banyak orang yang tidak menyadari bahwa Alquran membahas tentang masalah usia. Bahkan Alquran menjelaskan secara spesifik rahasia dan hikmah yang terkandung dalam perjalanan umur manusia.

    Kita pasti pernah mendengar kata pepatah terkenal yang berbunyi hidup baru dimulai pada usia 40 tahun. Usia 40 tahun memang unik dan sering dimaknai berbeda dengan usia lainnya. Misteri tentang usia 40 tahun semakin menarik untuk disimak. Apalagi semakin canggihnya teknologi dan semakin majunya penelitian tentang otak manusia, para ahli menemukan hal yang unik yang terkait dengan usia 40 tahun.

    Allah SWT secara khusus dalam firmannya dalam surah Al-Ahqaaf:15 menyebutkan tentang usia 40 tahun dan mengajarkan sebuah doa bagi siapa yang memasuki usia paruh baya itu. Pertanyaan pun muncul kenapa harus usia 40 tahun, kenapa bukan 30 tahun atau bukan 50 tahun atau kenapa bukan usia lainnya. Dan apa yang Allah sebut dalam kitabnya tidak ada yang sia-sia. Apalagi jika disebut secara khusus, maka pasti ada hikmah dan pelajaran yang mendalam dibalik itu semua.


    Pertanyaan ini semakin mengemuka ketika dapatkan fakta bahwa usia Nabi Muhammad SAW saat diutus adalah 40 tahun. Tentu ini bukanlah sebuah kebetulan yang tanpa makna. 40 tahun merupakan suatu fase usia yang disebut secara khusus dalam Al-Qur’an di Al-Ahqaaf:15 yang artinya

    “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orangtuanya, ibunya yang mengandungnya dengan susah payah dan melahirkannya dengan susah payah pula. Mengndungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Sehingga apabila Ia dewasa dan umurnya sampai 40 tahun Ia berdoa “ Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai: Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertobat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang orang yang berserah diri. “ (QS. Al-Ahqaaf:15)

    Jika perhatikan surat diatas makan Allah secara jelas menyebut 40 tahun dan ada sebuah doa yang Allah ajarkan diusia tersebut. Sebagaimana berikut :  

    Allah Ta’ala berfirman,

    وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

    “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa:

    ROBBI AWZI’NII AN ASYKURO NI’MATAKALLATII AN ‘AMTA ‘ALAYYA. WA ‘ALAA WAALIDAYYA WA AN A’MALA SHOOLIHAN TARDHOOHU, WA ASHLIH LII FII DZURRIYATII.

    “Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Al-Ahqaf: 15)

    Al-Imam Al-Qurthubi menyatakan bahwa orang yang telah mencapai usia 40 tahun, maka ia telah mengetahui besarnya nikmat yang telah Allah anugerahkan padanya, juga kepada kedua orang tuanya sehingga ia terus mensyukurinya.

    Imam Malik berkata,

    أَدْرَكْتُ أَهْلَ العِلْمِ بِبَلَدِنَا وَهُمْ يَطْلُبُوْنَ الدُّنْيَا ، وَيُخَالِطُوْنَ النَّاسَ ، حَتَّى يَأْتِيَ لِأَحَدِهِمْ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً ، فَإِذَا أَتَتْ عَلَيْهِمْ اِعْتَزَلُوْا النَّاسَ

    “Aku mendapati para ulama di berbagai negeri, mereka sibuk dengan aktivitas dunia dan bergaulan bersama manusia. Ketika mereka sampai usia 40 tahun, mereka menjauh dari manusia.” (Al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an, 14:218)

    Ibnu Katsir menyatakan bahwa ketika seseorang berada dalam usia 40 tahun, maka sempurnalah akal, pemahaman dan kelemah lembutannya. (Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:623)

    Sebagaimana diterangkan oleh Imam Asy-Syaukani rahimahullah, para ulama pakar tafsir menyatakan bahwa tidaklah seorang nabi diutus melainkan mereka telah berusia 40 tahun. Ayat ini menunjukkan bahwa jika seseorang mencapai usia 40 tahun, ia membaca doa seperti yang terdapat dalam ayat di atas. (Fath Al-Qadir, 5:24)


    Menurut Ibnu Abbas, Hasan al-Bashri, Al-Kalbi, Wahab bin Munabbih, dan Masruq (Radhiyallahu ajma’in), yang dimaksud dengan “umur panjang dalam masa yang cukup untuk berfikir” dalam ayat tersebut tidak lain adalah ketika berusia 40 tahun. Menurut Ibnu Katsir, ayat ini memberikan petunjuk bahwa manusia apabila menjelang usia 40 tahun hendaklah memperbarui taubat dan kembali kepada Allah dengan bersungguh-sungguh.

    Apabila itu berlaku menjelang usia 40 tahun, maka Allah memberikan janji-Nya dalam ayat setelah itu, yaitu kematangan. Usia 40 tahun adalah usia matang untuk kita bersungguh-sungguh dalam hidup. Mengumpulkan pengalaman, menajamkan hikmah dan kebijaksanaan, membuang kejahilan ketika usia muda, lebih berhati-hati, melihat sesuatu dengan hikmah dan penuh penelitian. Maka tidak heran tokoh-tokoh pemimpin muncul secara matang pada usia ini.

    Bahkan Nabi Muhammad SAW seperti yang disebut oleh Ibn ‘Abbas RA: “Diutusnya Rasulullah (yaitu) pada usia 40 tahun” (HR Bukhari). Nabi Muhammad SAW diutus menjadi nabi tepat pada usia 40 tahun. Begitu juga dengan nabi-nabi yang lain, kecuali Nabi Isa AS dan Nabi Yahya AS.

    Mengapa umur 40 tahun begitu penting? Menurut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah usia manusia diklasifikasikan menjadi 4 (empat) periode, yaitu:
    1. Anak-Anak (Aulad): sejak lahir hingga akil baligh
    2. Pemuda (Syabab) : sejak akil baligh hingga 40 tahun
    3. Dewasa (Kuhul): 40 tahun hingga 60 tahun
    4. Tua (Syuyukh): 60 tahun ke atas.

    Salah satu keistimewaan usia 40 tahun tercermin dari sabda Rasulullah SAW. “Seorang hamba muslim bila usianya mencapai 40 tahun Allah akan meringankan hisabnya (perhitungan amalnya). Jika usianya mencapai 60 tahun Allah memberikan anugerah berupa kemampuan kembali (bertaubat) kepada-Nya. Bila usianya mencapai 70 tahun, para penduduk langit (malaikat) akan mencintainya. Jika usianya mencapai 80 tahun Allah akan menetapkan amal kebaikannya dan menghapus amal keburukannya. Dan bila usianya mencapai 90 tahun Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Juga akan memberikan pertolongan kepada anggota keluarganya serta Allah akan mencatatnya sebagai tawanan Allah di bumi”. (HR Imam Ahmad)

    Abdullah bin Abbas RA dalam suatu riwayat berkata, “Barangsiapa mencapai usia 40 tahun dan amal kebajikannya tidak mantap dan tidak dapat mengalahkan amal keburukannya, maka hendaklah ia bersiap-siap ke neraka.”

    Imam Asy-Syafi’i tatkala mencapai usia 40 tahun, beliau berjalan sambil memakai tongkat. Jika ditanya, jawab beliau, “Agar aku ingat bahwa aku adalah musafir. Demi Allah aku melihat diriku sekarang ini seperti seekor burung yang dipenjara di dalam sangkar. Lalu burung itu lepas di udara, kecuali telapak kakinya saja yang masih tertambat dalam sangkar. Komitmenku sekarang seperti itu juga. Aku tidak memiliki sisa-sisa syahwat untuk menetap tinggal di dunia. Aku tidak berkenan sahabat-sahabatku memberiku sedikit pun sedekah dari dunia. Aku juga tidak berkenan mereka mengingatkanku sedikit pun tentang hiruk-pikuk dunia, kecuali hal yang menurut syara’ lazim bagiku. Di antara aku dan dia ada Allah."


    Dan dalam kajian psikologi dan penelitian tentang otak ditemukan hal istimewa terkait usia 40 tahun ini.

    Istimewanya usia 40 tahun juga diperkuat dengan penemuan ilmiah baru yang menegaskan bahwa otak manusia mencapai kematangannya pada usia 40 tahun. Penelitian ini mengkonfirmasi kebenaran yang disampaikan dalam Alqur’an 14 Abad yang lalu.

    Hasil penelitian ini adalah hal yang baru bagi dunia sains, karena sebelumnya banyak ilmuan meyakini bahwa kesempurnaan perkembangan otak terjadi pada usia 20 tahunan.  Keyakinan mereka ini juga diperkuat dengan berbagai ujicoba yang mereka lakukan. Apa yang mereka yakini terbantahkan dengan penelitian baru yang tentu saja hasilnya lebih akurat karena menggunakan peralatan dan metode yang lebih canggih.

    Penelitian ini menegaskan bahwa perkembangan otak terus berlangsung hingga penghujung usia 40 tahunan dari umur manusia. Surat kabar Telegraf menerbitkan artikel terkait penelitian yang berjudul “Sebenarnya perkembangan otak tetap berlangsung sampai dipertengahan umur seseorang”. Artikel tersebut menyebutkan bahwa anda mungkin mengira bahwa anda akan menjadi sepenuhnya matang dalam berpikir saat anda berada diusia 21 tahun. Tetapi penelitian terbaru menunjukan bahwa otak anda tidak berhenti perkembangannya sampai akhir usia 40 tahun.

    Usia 40 tahun memang kerap dihubungkan dengan kematangan sesorang dan kemantapan konsep dirinya. Sehingga orang akan cenderung sulit berubah baik pemikiran maupun perilakunya diatas usia ini.  Usia 40 tahun menurut pakar psikologi adalah usia dimana manusia benar-benar meninggalkan masa mudanya dan beralih menapaki masa dewasa penuh atau usia paruh baya.

    Biasanya ada reaksi psikologis yang akan mengiringi usia ini. Dan reaksi yang diambill tergantung pada pemaknaan seseorang terhadap kehidupannya. Pertama sikap tidak berdaya, putus asa, kecewa pada diri sendiri dan memandang kehidupan sebagai suatu proses yang sulit dimengerti dan dilakukan. Kedua merasa terjebak pada rutinitas hidup dan tenggelam kepada keputusasaan akan tetapi tidak mampu menghadapi rutinitas itu. Cirinya antara lain, tidak bisa menerima terhadap proses menua. Misalnya berdandan berlebihan untuk menutupi ketuannya.


    Ketiga adalah memilih berkembang dan memandang bahwa setiap bagian kehidupan ini adalah suatu masa yang kritis untuk tumbuh dan menjadi dewasa. Maka Ia selalu optimis dan memanfaatkan apa yang dimiliki, merasa bahwa hidup baru dimulai pada usia 40 tahun.

    Di banyak negara dan isntansi usia 40 tahun menjadi persyaratan untuk menduduki jabatan tertentu yang strategis. Seperti kepala negara, direktur dan sebagainya. Masyarakat sendiri baru cenderung mengakui prestasi seseorang secara mantap tatkala orang itu berusia 40 tahun. Presiden Soekarno menjadi presiden pada usia 44 tahun, Soeharto menjadi presiden saat 46 tahun, Jhon F Kennedi 44 tahun, Bill Clinten 46 tahun, Toni Bler menjadi perdana menteri Inggris juga pada usia 44 tahun.

    Sementara itu dalam pandangan psikologi barat usia 40 tahun kerap dikaitkan dengan puber kedua. Yaitu timbulnya sebuah gejolak baru dan pencarian jati diri. Hal yang mencolok pada puber kedua ini adalah penampilannya yang berbeda dari sebelumnya. Bagi para pria menjadi sangat memperhatikan penampilan, menjadi lebih rapi dan nechis.Tingkah laku pun mengalami perubahan, menjadi orang yang cari perhatian dan tebar pesona terhadap lawan jenis. Dan celakanya, pandangan ini seolah-olah menjadi pembenaran untuk berperilaku nakal.

    Islam mendang usia 40 tahun sebagai usia yang sangat cukup  untuk mencapai kecerdasan eksistensial. Dimana seseorang sudah sangat memahami keberadaanya sebagai makhluk Allah di muka bumi. Di usia ini seseorang seharusnya tidak lagi berpikir tentang dunia, tetapi jauh berpikir tentang nasibnya kelak di akhirat. tentu tidak saja tentang dirinya sendiri, tetapi juga tentang anak istrinya. Ibarat waktu, orang yang memasuki umur 40 tahun seperti memasuki waktu Ashar atau senja. tak lama lagi magrib menjelang.

    Pada usia tersebut manusia sudah harus waspada, mawas diri terhadap aktivitas beribadahnya kepada Allah. Ia ditekankan untuk meingkatkan atau setidak-tidaknya mempertahankan amal kebajikan yang telah dibiasankannya pada usia sebelumnya. Tidak justru tua-tua keladi, makin tua dosanya makin menjadi. Sungguh surah Al-Ahqaaf tersebut adalah petunjuk paling benar dan patut diikuti pada usia 40 tahun. Usia yang disebut sebagai usia kematangan manusia dalam berbagai aspek, matang spiritual, matang intelektual, matang emosional, dan matang sosial. Kematangan pribadi manusia itulah yang kemudia melahirkan kesadaran dan kecenderungan yang benar sebagaimana yang diisyaratkan di dalam ayat Al-Ahqaaf tersebut.

    Pertama adalah kesadaran untuk selalu bersyukur. 40 tahun sudah Allah sudah memberikan kehidupan, suka cita telah banyak Ia rasakan pahit dan getir kehidupan juga sudah cukup dirasa, untuk menjadi pelajaran. Pada saat itulah manusia seharusnya mulai sadar betapa besar karunia Allah yang dianugerahkan kepadanya  baik langsung kepada dirinya, maupun kepada orang tuanya. Sadar betapa waktu sepertiga hayat yang tersisa tidak cukup untuk menebus dosa-dosanya. Bersukur kepada Allah utamanya adalah menunaikan ibadah shalat lima waktu sehari semalan.

    Usia 40 tahun sudah seharusnya menata ulang perjalan hidup ini. Menyadakan kembali eksistensi kita sebagai hamba Allah yang mengabdi kepadanya. Kembali menatap jalan yang membimbing kita menatap jalan dan ridha-Nya. Bagi yang mencari nafkah dengan cara bathil, pilihlah yang baik,  menikahlah dengan cara halal sesuai aturan, dekatkan diri dankeluarga kepada Allah, jauhi perbuatan haram dan sesat yang difatwakan oleh pemerintah. Sudah 40 tahun, apakah belum tiba juga masanya, Perjalanan yang sedikit tersisa ini harus dijalankan pada arah dan alurnya yang benar.

    Umur di antara Umatku 60 – 70 Tahun
    Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    أَعْمَارُ أُمَّتِـي مَا بَيْنَ السِّتِّيْنَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

    “Umur umatku antara 60 hingga 70 dan sedikit dari mereka yang melebihi itu.” (HR. Tirmidzi, no. 3550; Ibnu Majah, no. 4236. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan)



    Kalau sudah sulit untuk beramal, kita bisa memanfaatkan amalan ringan sebagai tambahan bekal. Apalagi orang shalih, pahalanya tetap ada walau pun sudah sulit beramal di usia tua.



    Sedari Muda Sudah Beramal
    Allah Ta’ala berfirman,

    وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ (1) وَطُورِ سِينِينَ (2) وَهَذَا الْبَلَدِ الْأَمِينِ (3) لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ (6) فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ (7) أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَاكِمِينَ (8)

    “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun, dan demi bukit Sinai, dan demi kota (Mekah) ini yang aman. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya. Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan (hari) pembalasan sesudah (adanya keterangan-keterangan) itu? Bukankah Allah Hakim yang seadil-adilnya?” (QS. At-Tiin: 1-8)

    Maksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” ada empat pendapat. Di antara pendapat tersebut adalah “Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya seperti di waktu mudanya yaitu dalam keadaan kuat dan semangat untuk beramal.” Pendapat ini dipilih oleh ‘Ikrimah.

    “Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya”. Menurut Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Ibrahim dan Qatadah, juga Adh-Dhahak, yang dimaksudkan dengan bagian ayat ini adalah “dikembalikan ke masa tua renta setelah berada di usia muda, atau dikembalikan di masa-masa tidak semangat untuk beramal setelah sebelumnya berada di masa semangat untuk beramal.”

    Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda, yaitu masa emas untuk beramal shalih.

    Ibrahim An-Nakha’i mengatakan, “Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka dia akan dicatat sebagaimana dahulu (di waktu muda) dia pernah beramal. Inilah yang dimaksudkan dengan firman Allah (yang artinya): bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.”

    Ibnu Qutaibah mengatakan, “Makna firman Allah yang artinya “Kecuali orang-orang yang beriman” adalah kecuali orang-orang yang beriman di waktu mudanya, di saat kondisi fit (semangat) untuk beramal, maka mereka di waktu tuanya nanti tidaklah berkurang amalan mereka. Walaupun mereka tidak mampu melakukan amalan ketaatan di saat usia senja. Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, maka mereka tidak akan berhenti dari beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.” (Lihat Zaad Al-Masiir, 9:172-174 dan Tafsir Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, 7:72)

    Jika seseorang sulit beramal di waktu tua padahal waktu mudanya gemar beramal, maka ia tetap dicatat seperti keadaannya di waktu muda. Sama halnya keadaannya seperti orang yang sakit dan bersafar. Dalam hadits Abu Musa radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

    إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ ، كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا

    “Jika seorang hamba sakit atau bersafar, maka dicatat baginya semisal keadaan ketika ia beramal saat mukim atau sehat.” (HR. Bukhari, no. 2996)



    Berlindung dari Keadaan Jelek di Waktu Tua

    Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan. Mintalah juga perlindungan kepada Allah dari usia tua yang jelek sebagaimana do’a yang Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam contohkan. Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa meminta perlindungan dengan do’a,

    اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَرَمِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ

    “ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL KASL WA A’UDZU BIKA MINAL JUBN, WA A’UDZU BIKA MINAL HAROM, WA A’UDZU BIKA MINAL BUKHL” (Artinya: Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari rasa malas, aku meminta perlindungan pada-Mu dari lemahnya hati, aku meminta perlindungan pada-Mu dari usia tua (yang sulit untuk beramal) dan aku meminta perlindungan pada-Mu dari sifat kikir atau pelit).” (HR. Bukhari, no. 6371)

    Ada empat hal yang diminta dilindungi dalam doa di atas:

    1- Sifat al-kasal, yaitu tidak ada atau kurangnya dorongan (motivasi) untuk melakukan kebaikan padahal dalam keadaan mampu untuk melakukannya. Inilah sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Nawawi rahimahullah.

    Bedanya dengan kasal dan ‘ajz, ‘ajz itu tidak ada kemampuan sama sekali, sedangkan kasal itu masih ada kemampuan namun tidak ada dorongan untuk melakukan kebaikan.

    2- Sifat al-jubn, artinya berlindung dari rasa takut (lawan dari berani), yaitu berlindung dari sifat takut untuk berperang atau tidak berani untuk beramar ma’ruf nahi mungkar. Juga do’a ini bisa berarti meminta perlindungan dari hati yang lemah.

    3- Sifat al-harom, artinya berlindung dari kembali pada kejelekan umur (di masa tua). Ada apa dengan masa tua? Karena pada masa tua, pikiran sudah mulai kacau, kecerdasan dan pemahaman semakin berkurang, dan tidak mampu melakukan banyak ketaatan.

    4- Sifat al-bukhl, artinya berlindung dari sifat pelit (kikir). Yaitu do’a ini berisi permintaan agar seseorang bisa menunaikan hak pada harta dengan benar, sehingga memotivasinya untuk rajin berinfak (yang wajib atau yang sunnah), bersikap dermawan dan berakhlak mulia. Juga do’a ini memaksudkan agar seseorang tidak tamak dengan harta yang tidak ada padanya. (Lihat Syarh Shahih Muslim, 17:28-30)



    Sumber : berbagai sumber

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo