• Breaking News

    Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif

    Galih Gumelar - Jenis-Jenis Penelitian Deskriptif. Menurut Nazir (1988: 64-65) mengemukakan bahwa jika ditinjau dari jenis masalah yang diselidiki, teknik dan alat yang digunakan, serta tempat dan waktu, maka penelitian dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

    a. Metode survei
    Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. (Nazir, 1988: 65)

    Kerlinger mengemukakan bahwa metode survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif distribusi, dan hubungan antar variabel. Sosiologi, maupun psikologis.

    Survei pada dasarnya tidak berbeda dengan research (penelitian). Pemakaian kedua istilah ini kerap kali hanya dimaksudkan untuk memberikan penekanan mengenai ruang lingkup. Research memusatkan diri pada salah satu atau beberapa aspek dari objeknya. Sedangkan survei bersifat menyeluruh yang kemudian akan dilanjutkan secara khusus pada aspek tertentu bilamana diperlukan studi yang lebih mendalam (Zulnaidi, 2007: 11)

    Lebih lanjut lagi Zulnaidi (2007: 11-12) mengemukakan beberapa studi yang termasuk dalam metode survei yakni:
    • Survei kelembagaan (institutional survei)
    • Analisis jabatan/ pekerjaan (job analysis)
    • Analisis dokumen (documentary analysis)
    • Analisis isi (content analysis)
    • Survei pendapat umum (public oppinion survey)
    • Survey kemasyarakatan (community survey)

    Nazir (1988: 65) dalam bukunya Metode Penelitian, mengemukan terdapat banyak sekali penelitian yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode survei, diantaranya adalah survei masalah kemasyarakatan, survei komunikasi dan pendapat umum, survei masalah politik, survei masalah pendidikan, dan lain sebagainya.

    b. Metode deskriptif kesinambungan
    Metode deskriptif dapat diartikan sebagai penelitian yang dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan sehingga diperoleh pengetahuan yang menyeluruh mengenai masalah, fenomena, dan kekuatan-kekuatan sosial yang diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu periode yang lama.

    Menurut Nazir (1988: 65) mendefinisikan metode deskriptif berkesinambungan atau continuity descriptive research sebagai kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. Salah satu contoh metode penelitian deskriptif berkesinambungan ini dilakukan oleh Whitney dan Milholland (1930) yang mempelajari status akademis dari mahasiswa tingkat persiapan dari Colorado State College of Education  pada tahun 1930. Penelitian dilakukan dalam waktu empat tahun, dengan menelusuri status akademis sejak tingkat persiapan sampai dengan lulus sarjana muda.

    c. Penelitian studi kasus
    Penelitian studi kasus memusatkan diri secara intensive terhadap satu objek tertentu, dengan cara mempelajari sebagai suatu kasus. Berbagai unit sosial seperti seorang murid menunjukkan kelainan, sebuah kelompok keluarga, sebuah kelompok anak nakal, sebuah desa, sebuah lembaga sosial dan lain-lain dapat diselidiki secara intensive, baik secara menyeluruh maupun mengenai aspek-aspek tertentu yang mendapat perhatian khusus. (Zulnaidi, 2007: 13)

    Menurut Bogdan dan Bikien (1982) merupakan pengujian secara rinci terhadap satu latar atau satu orang  subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen atau satu peristiwa tertentu.

    Menurut Maxfield (1930: 117-122) dalam Nazir (1988: 66) mendefinisikan penelitian studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat-sifat serta karakter-karakter yang khas dari kasus, ataupun status dari individu, yang kemudian, dari sifat-sifat khas akan dijadikan suatu hal yang bersifat umum.

    Penelitian studi kasus menurut Stake (2005) terdapat 3 jenis penelitian studi kasus yang dibagi berdasarkan karakteristik dan fungsinya, yakni:

    • Penelitian studi kasus mendalam
    • Penelitian studi kasus instrumental
    • Penelitian studi kasus jamak

    Tidak berbeda jauh, Creswell (2007) juga membagi penelitian studi kasus menjadi 3 jenis. Dalam penelitian studi kasus tentunya terdapat langkah-langkahnya. Menurut Yin (1994), terdapat langkah-langkah dalam melakukan penelitian studi kasus yakni secara singkat seperti di bawah ini:

    a) Merancang studi kasus

    Dalam merancang studi kasus, terdapat dua langkah yakni melakukan pembekalan pengetahuan dan keterampilan serta melakukan pengembangan dan pengkajian ulang penelitian.

    b) Melakukan studi kasus

    Dalam langkah kedua ini terdapat tiga langkah yakni 1) penentuan teknik pengumpulan data; 2) penyebaran alat pengumpulan data; dan 3) penganalisisan bukti studi kasus yang terkumpul.

    c) Melakukan pengembangan, implikasi, dan saran

    Tahap ini merupakan tahap akhir dari setiap penelitian sebagai upaya melaporkan hasil penelitiannya kepada semua orang.

    Nazir (1988: 68) mengemukakan bahwa langkah-langkah pokok dalam meneliti kasus adalah sebagai berikut: 1) menemukan rumusan tujuan penelitian; 2) tentukan unit-unit studi, sifat-sifat serta proses-proses apa yang akan menuntun penelitian; 3) tentukan rancangan serta pendekatan dalam memilih unit-unit dan teknik pengumpulan data mana yang digunakan. Sumber-sumber data apa yang tersedia; 4) kumpulkan data; 5) organisasikan informasi serta data yang terkumpul dan analisa untuk membuat interpretasi serta generalisasi; 6) susun laporan dengan memberikan kesimpulan serta implikasi dari hasil penelitian.

    d.  Penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas
    Menurut Nazir (1988: 71) dalam buku Metode Penelitian mengemukakan bahwa penelitian analisa pekerjaan dan aktivitas merupakan penelitian yang ditujukan untuk menyelidiki secara terperinci aktivitas dan pekerjaan manusia, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk keperluan masa yang akan datang.

    Lebih lanjut Nazir mengemukakan bahwa studi yang mendalam dilakukan terhadap kelakuan-kelakuan pekerja, buruh, petani, guru, dan lain sebagainya terhadap gerak-gerik mereka dalam melakukan tugas, penggunaan waktu secara efisien dan efektif.

    e.  Penelitian tindakan (action research)
    Penelitian tindakan merupakan penelitian yang berfokus pada penerapan tindakan yang dengan tujuan meningkatkan mutu atau memecahkan permasalahan pada suatu kelompok subjek yang diteliti dan diamati tingkat keberhasilannya atau dampak dari tindakannya. Menurut Grundy dan Kemmis (1990: 322) mengemukakan bahwa penelitian tindakan memiliki dua tujuan pokok, yaitu meningkatkan (improve) dan melibatkan (involve). Maksudnya, penelitian tindakan bertujuan meningkatkan bidang praktik, meningkatkan pemahaman praktik yang dilakukan oleh praktisi, dan meningkatkan situasi tempat praktik dilaksanakan. Penelitian tindakan juga berusaha melibatkan pihak-pihak terkait, jika penelitian tindakan dilaksanakan di sekolah, maka pihak terkait antara lain adalah kepala sekolah, guru, siswa, karyawan, dan orang tua siswa.

    Penelitian ini sering digunakan oleh para peneliti di bidang pendidikan yang sering disebut sebagai penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).

    Menurut Kemmis dan McTaggart (1982) mengungkapkan bahwa dalam penelitian tindakan kelas ini terdapat model yang digunakan yakni siklus yang akan selalu berputar, seperti pada gambar berikut ini:

    Dari gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa model di atas merupakan model siklus yang akan selalu berputar. Di awali oleh langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Bilamana peneliti belum puas dengan hasil yang diperoleh, maka dapat dilanjutkan pada siklus yang kedua, ketiga, dan seterusnya dengan langkah-langkah yang sama sampai peneliti tersebut puas dengan hasil yang diperoleh.

    f.    Penelitian Perpustakaan
    Penelitian perpustakaan merupakan kegiatan mengamati berbagai literatur yagn berhubungan dengan pokok permasalahan yang diangkat baik itu berupa buku, makalah ataupun tulisan yang sifatnya membantu sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam proses penelitian. Menurut Kartini Kartono (1986: 28) dalam buku Pengantar Metodologi Research  Sosial mengemukakan bahwa tujuan penelitian perpustakaan adalah untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang ada di perpustakaan, hasilnya dijadikan fungsi dasar dan alat utama bagi praktek penelitian di lapangan.

    g.  Penelitian Komparatif
    Menurut Sugiono (2005: 11) penelitian komparatif adalah suatu penelitian yang bersifat membandingkan.

    Dalam buku metode penelitian karangan M. Nazir (1988: 69-70) terdapat keunggulan dan kelemahan dari metode penelitian komparatif. Keunggulannya adalah sebagai berikut:

    • Metode komparatif dapat mensubtitusikan metode eksperimental karena beberapa alasan: 1) jika sukar diadakan kontrol terhadap salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya; 2) apabila teknik untuk mengadakan variabel kontrol dapat menghalangi penampilan fenomena secara normal ataupun tidak memungkinkan adanya interaksi secara normal; 3) penggunaan laboratorium untuk penelitian untuk dimungkinkan, baik karena kendala teknik, keuangan, maupun etika dan moral.
    • Dengan adanya teknik yang lebih mutakhir serta alat statistik yang lebih maju, membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter-parameter hubungan kausal secara lebih efektif.
    • Sedangkan kelemahannya adalah sebagai berikut:
    • Penelitian komparatif yang bersifat ex post facto, mengakibatkan penelitian tersebut tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas
    • Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan.
    • Interaksi antarfaktor-faktor tunggal sebagai penyebab atau akibat terjadinya suatu fenomena menjadi sukar untuk diketahui.
    • Ada kalanya dua atau lebih faktor memperlihatkan adanya hubungan, tetapi belum tentu bahwa hubungan yang diperlihatkan adalah hubungan sebab akibat.
    • Mengkategorisasikan subjek dalam dikhotomi untuk tujuan perbandingan dapat menjurus pada pengambilan keputusan dan kesimpulan yang salah, akibatnya kategori dikhotomi yang dibuat mempunyai sifat kabur, bervariasi, samar, menghendaki value judgement dan tidak kokoh.

    Lebih lanjut lagi Nazir (1988: 70) menjabarkan beberpa langkah pokok dalam studi komparatif, yaitu: 1) rumuskan dan definisikan masalah; 2) jajaki dan teliti literatur yang ada; 3) rumuskan kerangka teoritis dan hipotesa-hipotesa serta asumsi-asumsi yang dipakai; 4) buatlah rancangan penelitian dengan cara memilih subjek yang digunakn dengan teknik pengumpulan data yang diinginkan, dan mengkategorikan sifat-sifat atau atribut-atribut atau hal-hal lain yang sesuai dengan masalah yang ingin dipecahkan, untuk mempermudah analisa sebab akibat; 5) uji hipotesa, membuat interpretasi terhadap hubungan dengan teknik statistik yang tepat; 6) membuat generalisasi, kesimpulan, serta implikasi kebijakan; dan 7) menyusun laporan dengan cara penulisan ilmiah.

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo