• Breaking News

    Feng Shui Islami ada dalam Islam?

    GalihGumelar . Org - Tulisan saya tentang Feng Shui Islami banyak tanggapan baik
    di Grup Google maupun di Group Yahoo. Ada yang menanggapinya bersifat
    canda dan ada yang serius. Ada yang mengkritik dan dan ada yang
    mendukung. Bagi saya tidak apa-apa, itu wajar-wajar saja, kita
    berusaha berlapang dada dalam perbedaan pemahaman. Yang penting kita
    tidak buru-buru mengklaim paling benar, atau menghakimi pendapat
    orang lain tidak sesuai dengan Islam atau tidak ada dalam Islam.

    Kita jangan buru-buru mengklaim pandangan orang lain itu tidak ada
    dalam Islam. Islam adalah samudra ilmu Ilahi, sementara kita masih
    berada di anak sungai belum memasuki samudra itu. Bagaimana mungkin
    kita mengatakan tidak ada? Sementara kita belum memasuki dan belum
    menyelam di dalamnya.

    Teman2 dan ikhwan2 boleh mengkritisi tulisan saya ini, dan saya senang
    mendapat informasi ilmu baru. Asalkan dalam mengkritisinya menggunakan
    dalil tektual (Qur'an atau hadis) atau rasional. Mari kita bertukar
    informasi di era informasi, supaya kita semakin hari semakin bertambah
    tentang informasi keislaman.

    Tentang rumus2 atau kaidah2 dalam "Feng Shui Islami" sudah ada sejak
    zaman dulu, peninggalan dari ulama-ulama kita, Ahlussunnah dan Ahlul
    bait (sa). Mengapa khazanah Islami ini mulai menghilang dari sebagian
    kaum muslimin? Belakangan ini tidak sedikit dari kalangan pengusaha
    dan politisi muslim datang ke pakar Feng Shui Cina untuk
    mengkonsultasikan rencananya. Mengapa ini terjadi? Padahal dahulu
    pengusaha Cina yang datang ke ulama kita. Ada suatu cerita dari kiyai
    Madura bahwa ketika pemilik perusahaan rokok sampurna di Surabaya itu
    bangkrut, ia datang ke ulama di Bangkalan yaitu Syeikh Kholil Al-
    Bangkalani, guru KH. Hasyim Asy'ari pendiri NU. Pada akhirnya
    pengusaha cina itu masuk Islam. Bahkan menurut cerita, Syeikh Kholil
    yang memberi nama rokok Djisamsu (234, rokaat shalat) dan Wismilak
    (berasal dari Bismillah), dan sampai sekarang ribuan kaum muslimin
    bekerja di pabrik perusahan itu. Cerita ini cukup masyhur di jawa
    timur, khususnya di Madura. Kebetulan saya cukup lama nyantri di
    Bangkalan, di salah satu pesantren murid Syeikh Kholil.

    Maksud saya, khazanah-khazanah Islami itu sudah ada di kalangan ulama
    kita khususnya NU. Hanya tidak dikembangkan dan dikemas secara baik
    sehingga tidak banyak dikenal oleh kaum muslimin. Mengapa Feng Shui
    Cina dikenal? Karena penerusnya mengkemas dengan baik.

    Yang aneh lagi, pemikir2 muslim lebih kagum pada pemikiran keislaman
    yang datang dari barat. Mengapa? Mengapa mereka tidak belajar kepada
    ulama-ulama kita dan mengembangkan khazanah2nya? Mengapa mereka justu
    belajar Islam ke Barat? Mengapa tidak hanya mengambil tehnologi dan
    sainsnya saja, dan dalam hal keislaman dan pemikiran keislaman lebih
    dari cukup belajar dan menggali dari ulama-ulama kita seperti tradisi
    zaman dulu.

    Kapan kita bisa seperti di Iran, kebetulan saya pernah diberi
    kesempatan untuk berkunjung ke sana, bersilaturrahmi pada ulama2 di
    sana bahkan bermuwajahah dengan pemimpin spiritual Iran Ayatullah
    Uzhma Sayyid Ali Khominei. Di Iran para pemikir Islam belajar Islam
    dan Hikmah (Filsafat Islam) kepada ulama mereka, mereka sangat cinta
    dan kagum kepada para ulamanya. Dan kita harus akui Iran lebih maju
    dari kita. Mereka punya nuklir dan pakarnya, para pemikir dan fuqaha',
    ulama ahli tafsir dan ahli hadis, ahli tarikh, para tehnokrat dan
    filosuf. Dan saya berkunjung pada ulama-ulama itu.
    Mengapa kita tidak kagum dan hormat kepada ulama kita, belajar dan
    menggali khazanah-khazanah Islam dari ulama kita?

    Bagi yang meniadakan "Feng Shui Islami", saya akan ambilkan contoh
    sebagian dasar-dasar pemikiran dari kitab klasik ulama kita.

    Pertama: dari kitab Syamsul Ma'arif karya Al-Imam Ahmad bin Ali Al-
    Buni. Pada halam 15-28, beliau menguraikan makna-makna batiniyah
    hubungan matahari dan bulan dengan Buruj dan Manazil. Buruj (zodiaq)
    dan Manazil (bintang-bintang) disebutkan di dalam Al-Qur'an, hanya
    saja sebagian kaum muslimin memahaminya secara lahiriyah dan natural
    (ilmu falak) untuk menentukan awal Ramadhan dan 01 Syawwal. Mengapa
    yang makna lahiriyah diakui keberadaannya? Dan yang batiniyah tidak
    diakui? Kitab ini menjelaskan bahwa bulan, matahari, buruj dan manazil
    berpengaruh terhadap kehidupan manusia di muka bumi, secara lahir dan
    batin. Yang secara lahiyah sudah jelas diakui bukan hanya oleh kaum
    muslimin tetapi juga oleh para ilmuan barat. Yaitu dari bubungan itu
    menimbulkan 4 musim, atau di kita musim panas dan musim hujan.
    Pengaruh ini jelas diakui karena kelihatan oleh mata kita dan
    dirasakan oleh tubuh kita. Kitab ini juga menjelaskan bahwa hubungan
    itu secara batiniyah menimbulkan adanya hari nahas dan hari bahagia,
    pada jam dan hari tertentu nahas, dan pada jam dan hari tertentu
    bahagia dan menguntungkan. Karena itu sebagian ulama kita dan tokoh2
    jawa seperti Sultan Agung punya hitungan hari nahas dan hari bahagia.
    Mengapa yang diakui oleh sebagian kaum muslimin hanya pengaruh yang
    lahiriyah dan yang batiniyah tidak?

    Sebungan dengan makna batin, saya akan mengutip perkataan Imam Ali bin
    Abi Thalib (sa) sebagai pintu ilmu Rasulullah saw: "Al-Qur'an
    mempunyai dua makna: makna lahir dan makna batin." Imam Ja'far Ash-
    Shadiq (sa) mengatakan: "Setiap sesuatu punya ruh."
    Ini menunjukkan bahwa Al-Qur'an dan hadis Nabi saw memiliki makna
    lahir dan makna batin. Sebagian ulama mengembangkan makna2 yang
    lahiriyah dan sebagian mengembangkan makna yang batiniyah, sebagian
    lagi mengembangkan kedua2nya.

    Kedua: dari kitab Syarhul Asma' (Syarah asma2 Allah) karya Allamah
    Sabzawari. Beliau adalah ulama tafsir dan hadis, fuqaha' dan filosuf
    Isyraqiyah. Dari karya-karyanya 31 kitab, nampak beliau memiliki ilmu
    yang luas tentang keislaman.

    Dalam kitab ini beliau mengupas panjang lebar tentang rahasia angka
    dan huruf ABAJADUN. Ada 4 bab yang membahas tentangnya, yaitu halaman
    48, 121, 198, dan 397, beliau mengkaitkan rahasia huruf dan angka
    dengan keharmonisan suami-istri, kehidupan manusia secara umum,
    potensi dan profesi manusia, dan lainnya. Rumus dan kaidah2nya tidak
    mungkin diungkapkan di sini. Kalau tertarik, silahkan berkunjung ke:

    Selain itu beliau juga mengupas tentang:
    Pertama: surat Al-Ikhlas yaitu: "Katakan, Dia adalah Allah Maha Esa."
    Dalam menjelaskannya beliau mengutip hadis Nabi saw: "Tauhid yang
    benar (Al-Haq) adalah Allah." Tidak ada yang satu kecuali Allah,
    selain Allah bukan satu, tetapi kesatuan. Kemudian beliau
    menguraikannya dengan rahasia angka dan huruf tentang lafazh "Huwa",
    "Allah", dan "Ahad". Di sini beliau menguraikan rahasia angka 1 dan11.

    Kedua: surat Al-Baqarah: 30. Tentang firman Allah terhadap para
    malaikat-Nya sehubungan dengan pengangkatan nabi Adam (as) sebagai
    khalifah Allah di muka bumi: "Sesungguhnya Aku akan mengangkat seorang
    khalifah di muka bumi..." Beliau menjelaskan ayat ini dengan hadis Nabi
    saw yang juga terdapat dalam Shahih Bukhari 8, bab ta'bir, hlm 72:
    "Barangsiapa yang melihatku, ia melihat Al-Haq (Allah)."

    Maksud saya dari semua ini adalah bahwa Al-Qur'an dan hadis Nabi saw
    serta peristiwa2 falakiyah memiliki makna lahir dan makna batin.
    Termasuk makna batin adalah rahasia angka dan huruf yang ingin saya
    kembangkan dengan nama Feng Shui Islami.

    Bagi yang berminat Feng Shui Islami, sudahkan ditayangkan rumus
    perhitungan kalah-menang, perhitungan kebahagian dan kelelahan tempat
    tinggal, kunjungi:

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar

    Feng Shui

    Otomotif

    Promo